Tuesday, 9 August 2016

HANTUMATIKA

Apa itu HANTUMATIKA?
Ya, sebuah makhluk menyeramkan yang bernama matematika.

Mengapa bagi sebagian besar orang, matematika diibaratkan hantu yang sangat menyeramkan dan dapat muncul kapan saja. Berbeda dengan hantu-hantu di dunia supranatural yang akan muncul pada malam hari, Hantumatika telah muncul sejak manusia mengenal pendidikan.



Sebenarnya rasa takut yang terjadi bukan karena wajahnya yang menyeramkan atau bentuknya yang aneh tapi rasa frustasi dan malaslah penyebab utama rasa takut itu muncul.

Rasa frustasi akan timbul jika seseorang tidak dapat menyelesaikan persoalan matematika dan malas untuk mencoba kembali. Akhirnya frustasi akan menumpuk dan menjadi phobia yang besar terhadap matematika. 

Bagi segelintir orang, matematika tidak lebih dari sebuah  permainan logika yang dapat diutak-atik sedemikian rupa sehingga memperoleh hasil hitungan yang cocok, akan tetapi bagi kebanyakan orang matematika merupakan momok menakutkan yang dapat menghantui kapanpun sehingga baru mendengar namanya saja langsung menimbulkan ekspresi ketakutan tingkat tinggi. 

Ada satu hal yang tidak dapat dirubah dari matematika, yaitu objek matematika. Objek matematika adalah sekumpulan hal yang abstrak, yang membuat matematika dirasa sulit bahkan oleh mahasiswa matematika sendiri adalah karena daya abstraksi yang lemah. Jika melihat fakta bahwa objek matematika adalah sekumpulan hal yang abstrak, maka wajar jika daya abstraksi perlu dimiliki oleh setiap orang yang belajar matematika.

Bagaimana Cara Mengusir Rasa Takut Terhadap Hantumatika?
                 
Sebelum kita mengusir rasa takut terhadap HANTUMATIKA, ada baiknya jika kita ketahui dahulu komponen penyebab utama, yaitu fungsi bagian otak manusia.

Jika kita perhatikan gambar di bawah ini, otak manusia terbagi beberapa bagian yaitu otak kiri, otak tengah dan otak kanan.


Bagian otak manusia

Menggunakan Otak Kanan:  Orang yang lebih dominan menggunakan otak kanan cenderung menggunakan kreativitas untuk memecahkan suatu masalah. Mereka lebih banyak mengandalkan intuisi dan lebih cepat menangkap gambaran keseluruhan situasi. Pada intinya, orang yang banyak menggunakan otak kanan tidak detail oriented.

Menggunakan otak Kiri:  Orang yang lebih dominan menggunakan otak kiri lebih memilih alasan untuk segala sesuatu yang lain. Mereka menggunakan logika rasional untuk mengidentifikasi penyebab masalah, dan kemudian berpikir tentang bagaimana cara mengatasinya. Pada intinya, orang yang berfikir menggunakan otak kiri adalah detail-oriented.

Dari komponen otak tersebut, dapat dilihat perbedaan tentang manfaat dan kegunaannya yang berbeda. Penggunaan komponen otak secara seimbang akan sangat baik bagi seseorang dalam meningkatkan kecerdasan, logika dan kreativitas sehingga mempermudah dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada dan cepat dalam mengambil keputusan. 

Menjadikan objek matematika sebagai sebuah sudut pandang yang penuh imajinasi adalah sebuah penalaran yang lebih luas dari hanya sekedar menyelesaikan persoalan matematikan hanya dengan pemikiran logika, Objek abstraksi yang tinggi memerlukan penjabaran yang lebih imajinatif dan bertahap sebelum diselesaikan dalam perhitungan logika.

Pemecahan persoalan matematika membutuhkan komunikasi 2 arah antara kedua belahan otak secara tepat. Ada beberapa daerah di otak yang bertanggung jawab menyelesaikan soal matematika. Korteks parietal berada di bagian tengah atas otak dan penting untuk memproses data angka.

Sedangkan area parietalis kanan penting untuk proses penghitungan dasar, misalnya menebak berapa banyak kelereng yang ada dalam botol. Area parietal kiri lebih terlibat dalam operasi yang membutuhkan ketepatan, misalnya penambahan dan pengurangan.

Para ilmuwan sebelumnya memang telah mengetahui fungsi tiap-tiap daerah otak ini, tapi belum dapat menentukan apakah daerah-daerah ini dapat bekerja sama. Maka dari itu, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cerebral Cortex ini berusaha untuk mencari tahu.

Para peneliti menemukan bahwa memecahkan soal aritmatika menyebabkan komunikasi daerah antar otak mengalami peningkatanan drastis dibandingkan menyelesaikan soal numerik. Peserta yang menunjukkan koneksi antar area otak paling kuat adalah yang paling cepat memecahkan soal pengurangan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa pada orang yang kemampuan matematikanya rendah, koneksi antara area otaknya rusak atau kurang efisien.

Para peneliti juga menunjukkan bahwa program penguatan koneksi otak seperti itu mungkin dapat bermanfaat bagi anak-anak serta orang dewasa yang memiliki gangguan kognitif. Tapi bisa jadi manfaatnya hanya untuk orang-orang yang memiliki kesulitan dalam matematika.

Untuk mengusir rasa takut terhadap HANTUMATIKA, kita dapat memberdayakan kedua komponen tersebut secara bersamaan yaitu menggunakan cara berfikir logika (otak kiri) dan imajinasi (otak kanan) dalam setiap memecahkan permasalahan terutama yang menyangkut matematika atau sejenisnya.

Sebuah permaslahan matematika jika menggunakan logika dan imajinasi yaitu dengan mengembangkan soal matematika menjadi soal cerita hitungan yang dapat diimajinasikan langsung.
Contoh persoalan:
Penyajian baku secara matematis (Logika):
Hitung FPB dari 12, 18 dan 24
Penyelesaian
12 = 2² x 3
18 = 2 x 3²
24 = 2³ x 3
FPB = 2 x 3 = 6
Penyajian menggunakan Logika dan Imajinasi:
Ibu membeli 12 mangga, 18 Apel dan 24 salak. Jika masing-masing buah dibagi menjadi beberapa bagian yang sama banyak, berapakah banyaknya buah dalam tiap bagian?
Penyelesaian
12 = 2² x 3
18 = 2 x 3²
24 = 2³ x 3
Jumlah buah tiap bagian adalah 2 x 3 = 6
Dari soal diatas, persoalan yang menggunakan logika dan imajinasi terlihat sangat berbelit-belit akan tetapi tanpa disadari akan membuat cara berfikir menjadi lebih luas dan menumbuhkan kembali keinginan untuk menyelesaikan persoalan.

Selain itu, cara lain yang tak kalah ampuhnya yaitu dengan membiasakan diri untuk berlatih dengan memanfaatkan permainan atau game yang berfungsi untuk melatih kreativitas dan logika kita untuk mempertajam cara berfikir dengan memadukan dua komponen otak (otak kiri dan otak kanan) dalam menyelesaikan permasalahan. 

Selain sebagai sarana refreshing, ternyata ada manfaat lain game atau permainan dalam membantu kita mengusir phobia terhadap matematika, sekilas terlihat sangat menjemukan akan tetapi ada rasa penasaran dan keinginan untuk menyelesaikan permainan. Akan tetapi jangan salah dalam memilih game atau permainan, pilihlah game logika yang banyak terdapat di aplikasi smart phone atau internet, contohnya game puzzle, sudoku, catur dan lainnya. 

Satu lagi hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah memberikan waktu istirahat yang cukup bagi otak kita, dengan waktu istirahat yang cukup maka akan memberikan kesempatan kepada otak untuk beristirahat sehingga pada siang hari otak dapat bekerja secara maksimal. Hasil penelitian menyebutkan bahwa seseorang yang memiliki waktu istirahat yang cukup memiliki nilai rapor matematika dan bahasa yang lebih baik dari orang lain yang memiliki waktu istirahat yang kurang.

Mengusir rasa takut pada Hantumatika adalah dengan memanfaatkan imajinasi kita dalam menyelesaikan persolan matematika, meskipun dengan cara penyelesaian yang sama tetapi logika dan imajinasi yang kita kembangkan dari penyajian persoalan akan mengurangi rasa takut pada horornya matematika sehingga membuat kita lebih mudah menyelesaikan setiap persoalan matematika. Segala bentuk abstrak yang menakutkan akan dapat diusir dengan cara penyelesaian yang menggunakan penggabungan daya imajinasi tinggi dan logika.

Jadikanlah sebuah persoalan yang rumit sebagai sebuah objek imajinatif yang lebih luas agar mendapatkan sebuah penyelesaian persoalan yang lebih mudah sehingga melatih daya nalar kita dalam menggunakan kemampuan kedua bagian otak. Dan akhirnya alergi serta phobia terhadap Hantumatika dapat teratasi dengan kerja optimal kedua bagian fungsi otak.


Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Post a Comment